Jelang Pertemuan COP Ke-13 di Bali;
Mungkinkah Proyek CDM Membiayai Pengembangan Transportasi LEV & ZEV, Transportasi yang Ramah Lingkungan dan Hemat Energi
Oleh :
Masyarakat Teknologi Transportasi Listrik Indonesia
1.Pendahuluan
Isu global warming (pemanasan global) saat ini menjadi isu yang paling populer di kalangan publik dunia jelang pertemuan Conference of the Parties (COP) ke-13 United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Bali pada 3-14 Desember. Maklum, COP kali ini menjadi pintu bagi road map lahirnya kesepakatan perubahan iklim yang baru dan kelanjutan nasib protokol Kyoto yang akan berakhir pada tahun 2012. Mungkinkah COP kali ini mampu menghasilkan rumusan-rumusan konkrit yang menjadi harapan besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya?. Seperti yang disiarkan oleh Antara Nes Baru-baru ini bahwa Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon bertempat di markas Besar PBB, di New York meminta negara-negara anggota PBB untuk secara serentak memberikan perhatian terhadap pemanasan global (global warming), khususnya pada sektor industrialisasi, polusi udara serta perlunya mendorong pasokan energi tanpa polusi bagi negara-negara berkembang. Sementara itu disela-sela pertemuan PBB New York Direktur Eksekutif UN-HABITAT Anna Tibaijuka mengatakan 60 persen gas rumah kaca dihasilkan di perkotaan.sedangkan menurut beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh BPLHD dan peneliti indevendent, mengemukakan bahwa factor utama penyebap pencemaran dikota-kota besar adalah 60% disumbang oleh kenalpot kendaraan bermotor. Olehkarena itu tidak salah jika Presiden RI- Dr. Susilo Bambang Yudhoyono di Tampak Siring, disela-sela pembahasan pengajuan inisiatif pembentukan Forestry Eight (Kompas - Jumat (31/8), menyatakan keprihatinannya karena Indonesia berada di urutan ketiga penghasil emisi karbon dioksida (CO2) di dunia setelah Brasil dan China. ( Bersmbung)
Mungkinkah Proyek CDM Membiayai Pengembangan Transportasi LEV & ZEV, Transportasi yang Ramah Lingkungan dan Hemat Energi
Oleh :
Masyarakat Teknologi Transportasi Listrik Indonesia
1.Pendahuluan
Isu global warming (pemanasan global) saat ini menjadi isu yang paling populer di kalangan publik dunia jelang pertemuan Conference of the Parties (COP) ke-13 United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Bali pada 3-14 Desember. Maklum, COP kali ini menjadi pintu bagi road map lahirnya kesepakatan perubahan iklim yang baru dan kelanjutan nasib protokol Kyoto yang akan berakhir pada tahun 2012. Mungkinkah COP kali ini mampu menghasilkan rumusan-rumusan konkrit yang menjadi harapan besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya?. Seperti yang disiarkan oleh Antara Nes Baru-baru ini bahwa Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon bertempat di markas Besar PBB, di New York meminta negara-negara anggota PBB untuk secara serentak memberikan perhatian terhadap pemanasan global (global warming), khususnya pada sektor industrialisasi, polusi udara serta perlunya mendorong pasokan energi tanpa polusi bagi negara-negara berkembang. Sementara itu disela-sela pertemuan PBB New York Direktur Eksekutif UN-HABITAT Anna Tibaijuka mengatakan 60 persen gas rumah kaca dihasilkan di perkotaan.sedangkan menurut beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh BPLHD dan peneliti indevendent, mengemukakan bahwa factor utama penyebap pencemaran dikota-kota besar adalah 60% disumbang oleh kenalpot kendaraan bermotor. Olehkarena itu tidak salah jika Presiden RI- Dr. Susilo Bambang Yudhoyono di Tampak Siring, disela-sela pembahasan pengajuan inisiatif pembentukan Forestry Eight (Kompas - Jumat (31/8), menyatakan keprihatinannya karena Indonesia berada di urutan ketiga penghasil emisi karbon dioksida (CO2) di dunia setelah Brasil dan China. ( Bersmbung)